Komisi VI DPR RI Dukung Penuh Upaya PLN Jalankan Transisi Energi

Darmawan menjelaskan sampai dengan tahun 2023, PLN telah berhasil mengurangi sekitar 50 juta ton CO2, dari _Business as Usual_ sebesar 334 juta ton CO2 menjadi 284 juta ton CO2.

“Selain pembatalan pembangunan pembangkit PLTU baru, PLN juga mengimplementasikan _co-firing_ di 37 PLTU _existing_, yaitu dengan penggunaan biomassa yang dibuat dari _wood pellet_ atau sampah sebagai bahan bakar pendamping batu bara. Teknologi ini mampu mengurangi emisi karbon hingga 1,2 juta ton CO2,” ujar Darmawan.

Selain itu pengurangan emisi juga didapatkan dari peningkatan efisiensi jaringan transmisi dan pembangkit. Upaya ini mampu mengurangi emisi sebesar 10 juta ton CO2.

“PLN mengganti PLTU subcritical dengan teknologi _supercritical_ dan _ultra-supercritical_ sehingga berhasil menurunkan emisi sebesar 15,4 juta ton emisi CO2. Kami juga memanfaatkan gas buang dari PLTGU combined cycle untuk menghasilkan listrik tambahan, teknologi ini mampu mengurangi 7 juta ton CO2,” terang Darmawan.

  Jurnalis Tetap Mengambil Peran, Pastikan Pilkada 2024 di Bojonegoro Sesuai Koridor

PLN juga menambahkan 4 GW kapasitas EBT sampai dengan tahun 2023. Upaya ini mengurangi 16,2 juta ton CO2.

Darmawan menjelaskan dalam rangka memperoleh dukungan asistensi teknis dan finansial dari pihak internasional pada skenario transisi energi yang telah disusun, PLN juga melakukan penandatanganan MoU dengan International Energy Agency (IEA), diikuti dengan FGD antara PLN, IEA, dan Asian Development Bank (ADB) pada 18 April 2023 di Paris, Perancis.

“MoU antara PLN dengan IEA bertujuan untuk mengakselerasi transisi energi sektor ketenagalistrikan di Indonesia dengan melakukan kajian pendalaman perencanaan sistem tenaga listrik hingga tahun 2030 dan 2040 secara _end to end_. Mulai dari perluasan dan penguatan sistem jaringan atau transmisi, regulasi, hingga program _capacity building_,” pungkas Darmawan. (dex)

Tinggalkan Balasan