Dalam kesempatan sama, Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Kabupaten Bojonegoro Dian Adiyanti, yang hadir berbalut busana batik motif Thengul menjelaskan, ini tahun ke-8 BFF dan Kabupaten Bojonegoro sudah beberapa kali mengikuti. Tahun ini luar biasa dan terlihat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah pengalaman dan jejaring para perajin merambah luas, batik Bojonegoro semakin dikenal luas. Tahun ini Pemerintah Kabupaten Bojonegoro support luar biasa. Mulai dari batik hingga kriya lainnya, semuanya kita bawa. Dulu menempati satu stand, kini bisa dua stand. Semoga hasilnya semakin menyejahterakan para perajin. Para perajin dikenal, ekonomi berjalan,” jelas Pj Ketua Dekranasda Dian Adiyanti.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro Budiyanto mengatakan, BFF digelar dalam rangka memperkuat dan memperkenalkan potensi ekonomi kreatif di Bojonegoro. Artinya, ke depan produk ekonomi kreatif bisa mendukung kegiatan pariwisata dan diharapkan menambah daya tarik Bojonegoro.
“Konsepnya nuansa klasik dan homey (nyaman) sehingga orang nyaman berkunjung ke stand. Semoga memotivasi para perajin untuk stok dan berkarya lagi, dan menambah semangat dalam menggali karya kearifan lokal dan khasanah batik di Bojonegoro,” pungkasnya.
Adapun BFF tahun ini ialah pameran batik dan fashion yang ke-8. Event tahunan event batik dan bordir nasional ini merupakan hasil kerjasama antara PT Debindo Mitra Tama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Dekranasda se-Jawa Timur. Ada 122 peserta dan 122 stand pameran. BFF hadir sebagai sarana promosi bagi pengusaha dan perajin untuk promosi karya. Selain itu untuk memberi apresiasi dan kesempatan bagi para pelaku ekonomi kreatif agar dapat meningkatkan dan mengembangkan jaringan pasar hingga global. [cs/nn]