Nias Barat | MMCNEWS.ID ,- Pembangunan gedung sekolah SMK N 2 Mandrehe Utara berlokasi di desa Hilimbaruzo kecamatan Mandrehe Utara,Kabupaten Nias Barat yang di anggarkan untuk rehabilitas dan renofasi serta prasarana sekolah yang berlokasi di Nias Barat, di sinyalir ada dugaan tidak sesuai spesifikasi dan terkesan asal jadi.
Hal itu, terjadi karena adanya kelambatan dalam pengerjaan yang harusnya sudah mencapai 50 persen, sesuai yang sudah dijadwalkan dari pengerjaanya.
Diketahui pemilik pekerjaan tersebut, dikerjakan oleh Balai prasarana permukiman wilayah Sumatera Utara satuan kerja pelaksanaan prasarana pemukiman wilayah II Provinsi Sumatera Utara.
Pengerjaan tersebut, dengan addendum kontrak nomor :Hk 02.03/NS-N-NB/satker PPPWII-SU/PS/01/2021 tanggal 12 April 2021. Dan nilai kontrak 122.050.055.908 di (51 Lokasi sekolah) yang bersumber dari dana APBN.
Seperti yang tercantum, dengan sistim pembayaran Monthly Certificate.
Uraian pekerjaan Rehabilitas dan Renofasi Sarana prasaranan sekolah kabupaten Nias Selatan dan Nias Barat.
Jumlah Lokasi 30 lokasi dengan waktu pelaksanaan 264 Hari kalender terhitung pada 12 April 2021 Sampai 31 Desember 2021.
Disebutkan juga, Waktu pemeliharaan 180 Hari kalender yang pengerjaanya melalui kontraktor pelaksanaan KSO ADHI DWI TUNGGAL. Dan Kosultan supervisi PT DAYA CIPTA DIAN KENCANA.
Salah Satu bangunan pekerjaan termasuk di SMKN 2 Mandrehe Utara yang menelan
Anggaran 3.290.941.064.54.Untuk Rehabilitas dan Renovasi sarana prasarana sekolah di SMKN 2 Mandrehe Utara.
Dari berbagai informasi masyarakat yang tidak mau disebut namanya yang berhasil dirangkum awak media di SMK 2 Mandrehe Utara menuturkan bahwa, pekerjaan rumah Dinas Guru satu pintu dari kerja pondasi sampai terima kunci di kasih
Upah 18 jt dengan sistem di borongkan kepada masyarakat setempat.
“Pekerjaan bangunan kamar mandi/Wc 6 pintu di borongkan kepada warga juga dan di kasih upah 20 jt sampai selesai.”terang sumber yang enggan dimediakan namanya.
“Upah ruang kelas belajar RKB 2 pintu di kasih upah 50 Juta juga kepada masyarakat di borongkan.”tambahnya.
Warga setempat juga sampaikan bahan material banyak yang tidak layak pakai baik pasir dan juga lainya yang di nilai tidak seperti di bangunan yang lain.
“Kedatangan pengawas dari perusahaan hanya sekali dalam 1 minggu,”ungkap dia.
Dia menyebutkan, ada indikasi dugaan Pembangunan Rehabilatasi dan Renofasi di SMKN 2 Mandrehe Utara sengaja di perlambat. Hal itu terlihat dari belum selesainya pengerjaan seperti:
1. Pagar baru sudah siap Namun pintu gerbang belum dikerjakan dan pengecatan juga belum.
2. Rumah Dinas Guru hanya pondasi yg sudah siap itupun peletakkan angkur ada yg tidak Sesuai.
3. Toilet 6 pintu hanya pondasi dan blok slof yg sudah siap.
4. Rekonstruksi Ruang Kelas Baru hanya penggalian pondasi yg sudah siap
5. Rehab RKB belum dikerjakan
6. TPT hanya penggalian yg sudah siap.
7. Rekonstruksi Labor dan Perpustakaan belum dikerjakan
8. Bangunan pendukung lainnya juga belum dikerjakan menara air dan lapangan upacara.
Dari semua bangunan, katanya yang dikerjakan di SMKN 2 Mandrehe Utara hanya sekitar 35% yang sudah siap.