“Eyang Citro Suto ini ialah sosok yang dulu menjadikan cikal bakal Desa Ngunut,” jelasnya sambil mengiringi tim menuju Petilasan Roro Kembang Sore.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, Eyang Citro Suto ini seorang pertapa tua yang menjadi panutan masyarakat setempat. Para pengikut Eyang Citro Suto semakin banyak. Setiap perkataan yang terdengar dari ucapannya selalu dituruti/diikuti oleh pengikut dan warga sekitarnya. Sehingga wilayah sekitar petilasan tercetuslah Desa Ngunut yang artinya Krungu Anut. Dalam Bahasa Indonesia artinya Mendengar Mengikuti.
Sendang Grogoland juga masih digunakan untuk acara adat Nyandran (Manganan) atau bersih desa dalam rangka sedekah bumi. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberkahan, rahmat, dan karunia sebuah mata air yang masih bisa dinikmati hingga sekarang. [cs/nn]