Kenali Cedera Otak dan Cara Mencegahnya, Ini Tips Dokter Bedah Saraf RSUD Bojonegoro

Fb Img 1726132201672

Dr. Zamroni juga menggarisbawahi pentingnya pencegahan cedera otak. Ia merekomendasikan penggunaan helm saat berkendara sepeda motor dan sabuk pengaman saat mengemudikan mobil.

“Pencegahan adalah langkah terbaik untuk mengurangi risiko cedera otak yang serius. Hal ini sangat penting mengingat banyaknya kasus cedera otak akibat kecelakaan lalu lintas,” tambahnya.

Dalam hal penanganan cedera otak, tidak semua kasus memerlukan tindakan operasi. “Keputusan untuk melakukan operasi tergantung pada volume pendarahan dan ketebalan pendarahan di otak. Jika pendarahan mencapai 30 cc atau lebih, maka operasi mungkin diperlukan,” jelas dr. Zamroni.

Bagi kasus yang tidak memerlukan operasi, pasien biasanya memerlukan observasi intensif di ICU atau HCU karena pendarahan merupakan proses berkelanjutan yang sewaktu-waktu dapat semakin parah.

  Upaya Satuan Binmas Polres Mappi dalam Memelihara Stabilitas Kamtibmas Menjelang Pilkada 2024

Poli bedah saraf RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Fokus utama dalam penatalaksanaan bedah saraf adalah mengurangi angka kematian dan risiko kecacatan.

Tujuan utama dari intervensi bedah saraf meliputi beberapa aspek, yakni mencapai kesembuhan maksimal, memungkinkan pasien untuk hidup dengan cacat sedang namun masih dapat beraktivitas sendiri. Atau hidup dengan cacat berat yang memerlukan bantuan orang lain untuk beraktivitas.

Dalam kasus yang lebih parah, seperti locked-in syndrome atau keadaan vegetatif, penanganannya adalah menyediakan perawatan yang terbaik dan mengurangi penderitaan pasien. Meskipun begitu, dalam beberapa kasus yang sangat serius, kemungkinan terburuk seperti meninggal dunia tetap menjadi bagian dari realitas yang harus dihadapi (ak/nn)

Tinggalkan Balasan