Salah satunya adalah Aliansi Madura Indonesia, yang merupakan sebuah organisasi yang notabene adalah warga suku Madura sangat mengecam atas kebrutalan yang telah dilakukan kepada sejumlah mahasiswa yang ingin menyampaikan aspirasinya tersebut.
Hal itu seperti yang dikemukakan oleh Baihaki Akbar, selaku ketua umum dari Aliansi Madura Indonesia, dirinya sangat prihatin dan miris saat mengetahui bahwa ada kesan diskriminasi terhadap suku Madura.
“Mereka itu ingin menyampaikan aspirasinya kepada Gubernur, salahnya dimana, Madura ini juga merupakan provinsi Jawa timur, kok bilang ini Surabaya, bahkan kenapa adik adik mahasiswa harus diperlakukan seperti seorang kriminal, ditendang, dicekik, bahkan ditelanjangi, apakah adik kami arogan, lihatlah mana ada anarkis, kalau memang suku Madura selalu diperlakukan hina kami juga akan membuat perhitungan,” ujar Baihaki Akbar.
Dirinya menambahkan, orang Madura ini pantang, tidak pernah menantang, namun pada faktanya harga diri orang Madura sudah diinjak-injak oleh oknum polisi dari Mapolrestabes Surabaya.
“Dalam prinsip hidup kami, tidak pernah mengusik, namun jika seperti itu, kata pepatah kami lebih baik putih tulang dari pada putih mata, yang artinya lebih baik mati daripada hidup jikalau harga diri kami diperlukan kayak binatang, kami akan gelar aksi besar-besaran dengan mendatangkan seluruh tokoh tokoh Madura untuk meminta pertanggungjawaban atas ulah oknum polisi tersebut,” pungkasnya. (dex)