Bojonegoro – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) berkolaborasi dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bojonegoro meluncurkan program subsidi harga tomat untuk masyarakat. Langkah ini sebagai upaya pengendalian inflasi daerah dan merespons kenaikan harga komoditas tomat dalam beberapa minggu terakhir.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Kabupaten Bojonegoro, Moch. Rudianto, menjelaskan subsidi ini untuk menjaga kestabilan harga dan membantu masyarakat. “Kenaikan harga tomat tentu mempengaruhi daya beli masyarakat. Subsidi ini kami luncurkan agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau, sambil menjaga agar inflasi tetap terkendali,” ungkapnya.
Sesuai data BPS, pada Oktober 2024 menyebutkan angka inflasi di Kabupaten Bojonegoro tercatat sebesar 0,22% (month-to-month), lebih tinggi dari angka inflasi nasional yang berada di angka 0,08% (month-to-month). Kenaikan ini cukup signifikan setelah lima bulan berturut-turut Bojonegoro mengalami deflasi, dengan inflasi terakhir kali pada September berada di angka -0,16%. Namun, di bulan Oktober, inflasi kembali naik menjadi 0,22%, dengan salah satu komoditas penyumbang kenaikan angka inflasi adalah tomat. Harga tomat yang sempat turun hingga Rp4.500/kg pada Oktober lalu, kini melambung menjadi Rp15.000/kg.
Melalui subsidi ini, masyarakat bisa membeli tomat seharga Rp10.000/kg melalui sistem kupon. DKPP Bojonegoro menyiapkan 500 kupon per hari di Pasar Kota Bojonegoro, dengan subsidi Rp5.000 untuk setiap kilogramnya. Hingga pukul 11.00 WIB pada Senin (11/11/2024), tercatat sekitar 200 kupon telah terjual.