Melalui hasil studi EHRA ini, bisa menjadi acuan Pemkab untuk membuat kebijakan yang tepat dan lebih baik lagi dalam mengatasi persoalan kesehatan di Kabupaten Bojonegoro,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Bojonegoro Ani Pujiningrum menambahkan studi EHRA adalah studi partisipatif di Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Hasil pengolahan dan analisis data yang dihasilkan, dapat menggambarkan penetapan area berisiko dari masing-masing wilayah hingga tingkat desa.
“Kegiatan studi EHRA sudah dilaksanakan mulai bulan Agustus – November 2023 di 108 desa yang tersebar di 28 kecamatan. Berdasarkan hal tersebut, dirasa perlu dilaksanakan kegiatan publikasi hasil studi EHRA di Kabupaten Bojonegoro,” imbuhnya. [fif/nn]