Pemkab Bojonegoro Sosialisasi Pentingnya Kesehatan Jiwa, Perlu Memahami Strategi Kelola Stres

“Stres itu bukan suatu hal buruk, tapi membuat kita menjadi lebih kuat untuk kita belajar dari pengelaman masa alu. Maka berusahalah untuk mencari alternatif penyelesaian masalah. Jangan segan-segan bertanya kepada orang yang menurut kita bisa memberikan solusi,” ungkapnya.

Sementara itu, Pengelola Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Bojonegoro, Nina Erliana menyampaikan data kesehatan jiwa di Bojonegoro selalu dilaporkan langsung ke Kementerian Kesehatan. Pada 2023, secara khusus Orang dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) berat atau skizofernia tercatat 2.585 orang dan psikotik akut 149 orang. Sedangkan pada tahun 2024 pada bulan Januari hingga September skizofernia sebanyak 2.624 orang, psikotik akut 164 orang.

“Dari data tersebut menyebar di masing-masing usia ada bahkan mulai dari usia anak-anak,” bebernya.

  Debat Perdana KPUD Boven Digoel: Sejarah Baru dalam Pesta Demokrasi

Lebih lanjut, dia menjelaskan, setiap tahun ada peningkatan jumlah kasus baru. Data itu belum termasuk depresi dan kecemasan. Harapannya, pada masyarakat agar tidak enggan untuk screening lebih awal agar lebih dulu diketahui agar bisa sharing dan belajar mengelola stres, minimal bisa menyelesaikan masalah sendiri.

“Screening tersebut bisa dilakukan di Puskesmas, Polindes, melalui aplikasi ‘Sijiwa’ milik Kemenkes. Di situ kita bisa akses, ada pertanyaan yang nantinya dari situ kita bisa ketahui kita punya masalah kesehatan jiwa atau tidak,” pungkasnya. [ai/nn]

Tinggalkan Balasan