Ia juga menyoroti tantangan dalam memberikan pendidikan kepada rekan-rekan disabilitas, terutama dalam menghadapi dinamika emosional dan kebutuhan khusus mereka. Namun hal tersebut, menurutnya, bukanlah hambatan untuk terus membuka ruang partisipasi. “Pendidikan inklusif adalah hak semua orang. Justru inilah momen kita untuk membuktikan bahwa mereka mampu berperan optimal di tengah masyarakat, jika diberi akses dan pendampingan yang tepat,” tambah Njoman.
Pimpinan LKP Aora Wistara Dharma, Yusis Ernani Novalita, SE., selaku mitra penyelenggara pelatihan, menyampaikan harapannya agar program ini dapat memberikan peluang ekonomi baru bagi para peserta. “Dengan meningkatnya industri kreatif, seperti konveksi dan cinderamata, kami berharap keterampilan desain grafis ini bisa dimanfaatkan oleh rekan-rekan disabilitas untuk membuat produk seperti kaos atau souvenir yang bernilai jual. Ini dapat menjadi ladang pendapatan mandiri bagi mereka,” jelas Yusis.
Melalui program ini, PLN UIP JBTB ingin menegaskan perannya bukan hanya sebagai penyedia listrik, tetapi juga sebagai agen pembangunan sosial yang berkomitmen mendukung pendidikan dan pemberdayaan kelompok rentan. (@dex)