Kegiatan dirangkai dengan penandatanganan MoU antara Pemkab Bojonegoro (Badan Pengelola Geopark Bojonegoro) dengan lintas sektor, meliputi Ademos Bojonegoro, Hotel Aston, Pokdarwis Kedunglantung, Biro Travel Angling Dharmo, LPPM Unigoro, media Bojonegoro Raya, dan Museum 13.
Gathering sinergitas ini juga turut menampilkan berbagai produk unggulan Bojonegoro seperti Sego Gulung khas Wonocolo di Kecamatan Kedewan, berbagai buku dan pamflet seputar Geopark Bojonegoro, serta aneka kerajinan lokal.
Juga ada diskusi bersama Ketua Tim Ahli Geologi BRIN Hanang Samodra dan GM Geopark Bojonegoro Kusnandaka Tjatur. Dalam diskusi melibatkan pokdarwis yang menjadi bagian penting yang terlibat langsung dengan masyarakat setempat.
GM Geopark Bojonegoro Kusnandaka Tjatur menjelaskan proses menuju UGGp ini telah masuk dalam drafting misi RPJMD Bojonegoro tahun 2024-2029. Khususnya terkait penelitian pada bagian kajian ilmiah perguruan tinggi di Bojonegoro. Harapannya Bojonegoro dapat menjadi tujuan para peneliti dari daerah lain.
“Kesiapan pemerintah dalam menjaga titik geosite di Bojonegoro ini selain sudah masuk dalam drafting RPJMD, secara regulasi linier sudah ada. Kaitannya dengan pengmbangan budaya. Sinergi dengan pemerintah desa juga penting dan utama,” terangnya