“Bojonegoro yang berusia 348 tahun ini telah menunjukkan semangat pantang menyerah, terbukti dengan penurunan angka kemiskinan sebesar 0,2 poin pada tahun ini,” ujarnya.
Ia juga menyoroti pentingnya program-program pemberdayaan masyarakat, seperti program Gayatri untuk meningkatkan kesejahteraan, serta berbagai inovasi dalam sektor pendidikan, kesehatan, dan pertanian.
Tak hanya itu, Bupati Setyo Wahono juga mengapresiasi kontribusi dari seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha, hingga desa-desa di Bojonegoro yang turut berperan dalam menciptakan Bojonegoro yang lebih maju dan mandiri.
Acara ini juga menjadi momentum pemberian penghargaan kepada individu dan kelompok yang telah mengharumkan nama Bojonegoro, mulai dari prestasi akademik hingga non-akademik di tingkat regional dan nasional.
Apresiasi khusus turut diberikan kepada para pelaku usaha dan bisnis yang Patuh Pajak, serta Kecamatan dan Desa/Kelurahan tercepat dalam melunasi pajak, sebagai simbol kontribusi nyata terhadap pembangunan daerah.
Sebagai puncak acara, berbagai penampilan seni budaya khas Bojonegoro disuguhkan kepada para tamu undangan dan masyarakat. Penampilan tersebut termasuk tari tradisional, pertunjukan Oklik, Reog, hingga tarian Sufi.
Lebih dari seribu siswa-siswi Pramuka turut meramaikan acara dengan penampilan formasi Semaphore yang memukau.
Dengan penuh semangat, acara ini mengingatkan kita akan pentingnya kerjasama dan semangat gotong royong untuk menghadapi berbagai tantangan pembangunan.
Peringatan hari jadi yang ke-348 ini menjadi momen untuk merefleksikan kembali tekad dan komitmen seluruh elemen masyarakat dalam mewujudkan Bojonegoro yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera.
“Selamat Hari Jadi Bojonegoro yang ke-348. Semoga semangat sinergi dan kebersamaan terus mengalir untuk kemajuan bersama“. (Pro/Dik/Red)