Surabaya – Terkait Kredit Fiktif yang Terjadi di Bank Jatim Cabang Jakarta Sebesar Rp 569,4 Miliar, Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) Menggelar Unjuk Rasa di Dua Tempat berbeda yakni di Depan Kantor Pusat Bank Jatim Jln Basuki Rahmat dan Gedung Grahadi Surabaya Jawa Timur. Pada Kamis (24/04/2025) ditulis Senin (28/04/2025).
Nampak poster berukuran besar bertuliskan “STOP KORUPSI” terpampang di bawa peserta unras dengan bergambar Khofifah Indar Parawansa dan M Mas’ud selaku Komisaris Independen Bank Jatim dan tujuh jajaran direksi.
Selain poster peserta unras membakar ban bekas sebagai simbol perlawanan dan kemarahan terkait persoalan korupsi. Sambil berorasi menuntut pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya kredit fiktif senilai Rp 569,4 miliar untuk diadili.
“Kobaran api ini menunjukkan, bahwa rakyat Jatim betul-betul marah kepada Bank Jatim. Silahkan rakyat Jatim semuanya melihat apa yang terjadi di Bank Jatim. Ini Bank Jatim hanya dijadikan alat untuk tindak pidana korupsi,” teriak berapi-api Koordinator Jaka Jatim, Musfiq.
Jaka Jatim mendesak, kasus korupsi kredit fiktif, jangan hanya berhenti di empat tersangka, seakan-akan kantor pusat Bank Jatim menjadi korban.
Musfiq, meminta Khofifah jangan membisu setiap ada kasus besar terkait dugaan korupsi. “Ini seolah-olah Bank Jatim cuci tangan dan mengakui, bahwa Bank Jatim juga korban dari mereka, lucu! Tidak seperti itu manajemen keuangan,” ujar Musfiq.
Tidak mungkin, lanjut Musfiq, Bank Jatim, cabang Jakarta mengeluarkan uang hingga setengah triliun tanpa persetujuan direksi dan komisaris.
“Usut tuntas jajaran direksi, usut tuntas jajaran komisaris. 100 persen mereka terlibat, 100 persen mereka ikut andil. Gubernur Jatim selaku pemegang saham pengendali, 51,13% di dalamnya jangan diam. Khofifah jangan bungkam setiap ada kasus besar,” teriak Musfiq.
“Ada kasus BOS, gubernur bungkam. Ada kasus korupsi lainnya, gubernur bungkam. Kapan mau menyejahterakan rakyat Jatim, kalau ada kasus-kasus besar gubernurnya tidur, gubernurnya diam. Jangan-jangan terlibat di dalamnya kawan-kawan, betul?” sambungnya.
Pemilihan komisaris maupun direksi, tandas Musfiq, yang menentukan tetap campur tangan gubernur. Maka ketika ada persoalan di Bank Jatim, seharusnya gubernur bersuara keras agar diusut tuntas.
“Suara gubernur harus lantang. Mana suaranya eksekutif Jatim, mana suara gubernur kok diam ketika ada kejadian seperti ini, layak tidak,” ucap Musfiq.
Karena itu Musfiq mengajak Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman dan Komisaris Independen, M Mas’ud Said diskusi di hadapan demonstran agar rakyat Jatim tahu kebobrokan Bank Jatim.
“Busrul Iman selaku direktur utama dan komisaris independen Mas’ud, wajib kalau mau diskusi di sini. Biar rakyat tahu, di sini banyak media dan yang live di medsos, biar rakyat Jatim tahu seperti apa kondisi Bank Jatim,” ucapnya.