Papua Selatan, Mmcnews – Pada tahun 2024, dosen Program Studi Peternakan Universitas Musamus, Nurcholis, S.Pt., M.Si, bersama tim Kedaireka, menjalin kolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan, dan Kesehatan Hewan (DKPPKH) Kabupaten Merauke. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk kelompok breeding, melaksanakan pelatihan, serta mengimplementasikan Inseminasi Buatan (IB) dengan menggunakan semen sexing di tiga distrik utama, yakni Distrik Sota, Distrik Kurik, dan Distrik Semangga. Program yang inovatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas ternak sapi, dengan fokus pada pemilihan jenis kelamin sapi yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan peternak.
Panut, Ketua Kelompok Ternak Breeding Kampung Sota, mengungkapkan antusiasmenya terhadap program breeding semen sexing yang baru pertama kali diterapkan di wilayah Sota. Ia yakin bahwa penerapan teknologi ini akan meningkatkan produksi sapi unggul. Sukarmin, Ketua KTNA Kabupaten Merauke, juga menambahkan bahwa program seperti ini sangat dinantikan, karena selain meningkatkan mutu ternak, juga berpotensi meningkatkan pendapatan peternak. Saat ini, sapi hasil IB dengan jenis kelamin jantan yang berusia satu tahun dapat dihargai lebih dari 15 juta rupiah.
Nurcholis, selaku ketua Program Dana Padanan Kedaireka 2024, menjelaskan bahwa meskipun program ini baru dimulai pada 2024, pihaknya berkomitmen untuk melanjutkannya pada tahun depan guna mengoptimalkan hasil yang telah dicapai bersama DKPPKH. Saat ini, tiga kelompok ternak di tiga distrik telah terbentuk, namun kedepannya, kelompok baru akan terus ditambah, seiring dengan dirasakannya manfaat oleh peternak. Keunikan program ini terletak pada penerapan teknologi semen sexing, yang memungkinkan peternak memilih jenis kelamin sapi yang diinginkan—baik jantan maupun betina—untuk tujuan pemeliharaan yang lebih terarah. Hingga saat ini, lebih dari 90 ekor sapi telah berhasil melalui IB dengan semen sexing, dengan mayoritas dihasilkan sebagai indukan betina.