Bojonegoro dianggap tempat yang strategis, disamping anggarannya juga yang paling besar nilai proyeknya, sehingga sebagai penghargaan maka Forkopimda Jatim hadir secara langsung.
Selain itu, TMMD ini biasanya selalu di programkan kerja sama sinergitas, antara TNI, Polri dan Pemerintah Daerah, serta unsur stakeholder terkait di wilayah.
Dulu namanya ABRI Masuk Desa, tapi setelah Polri berpisah, namanya menjadi TMMD, namun sebetulnya pelaksanaannya dilapangan tidak berubah, masih dilaksanakan oleh personil TNI dan personil Polri, serta pemerintah daerah.
“Ini perlu saya sampaikan, jangan sampai kesannya ini seolah – olah adalah program Tentara Nasional Indonesia semata.Pada tahun 1980 itu namanya ABRI masuk desa,” tegasnya.
Lebih lanjut Pangdam V Brawijaya menegaskan, perencanaan TMMD ini dilakukan dari bawah ke atas.
Diharapkan sasaran fisik yang susah dikerjakan oleh pemerintah daerah, karena terpencil dan anggaran terbatas, ini bisa dikerjakan oleh TMMD. (Red/Dik*)