Bojonegoro|MMCnews.id – Stunting merupakan permasalahan mendasar yang dapat mengancam generasi Bangsa Indonesia di masa mendatang, dibutuhkan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak untuk mengefektifkan sumber daya yang ada untuk mencapai target yang diharapkan. Hal tersebutkan diuangkapkan Ketua Dharma Wanita Persatuan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan RI (DWP DJPK Kemenkeu RI) Ibu Astrid Luky Afirman saat kunjungan Bhakti Sosial Di Desa Kedungsari Kecamatan Temayang Jumat, (26/01/2024).
Ibu Astrid menerangkan, kegiatan Bhakti Sosial ini merupakan kegiatan kolaborasi rutin tahunan yang di selenggarakan organisasi Dharma Wanita Persatuan DJPK Dan Dharma Wanita Persatuan DJPPR Kementrian Keuangan RI. Ia menjelaskan, masalah stunting ini menjadi perhatian khusus dari Pemerintah RI, karena di tahun 2045 Pemerintah menargetkan bahwa Negara kita menjadi Negara maju dan menjadi kekuatan ekonomi dunia.
“Ini bukanlah suatu mimpi tanpa dasar, karena sejak tahun 2012 Indonesia sudah memasuki era bonus demografi”, artinya presentasi kelompok usia produktif (usia 15-64 tahun) melebihi prosentasi usia non produktif. Bahkan di tahun 2030 diproyeksikan bahwa kelompok usia produktif akan mencapai angka 70%,” jelasnya.
Lebih lanjut Ibu Astrid menjelaskan, bonus demografi ini tidak sepenuhnya dapat membawa kita ke Indonesia Emas jika tidak dukung dengan usia produktif yang berkualitas. Ia menyebutkan, Data pada tahun 2020 prosentase angka stunting mencapai 21,6 %, di Jawa Timur menjadi salah satu dari 12 Provinsi prioritas untuk program percepatan penunuran stunting. Dengan tingginya angka stunting pada anak balita di Kabupaten Bojonegoro ini akan menjadi konsentrasi kita bersama untuk mempercepat penurunan angka stunting tersebut,” ungkapnya.