Kolaborasi antara media, pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha sangat dibutuhkan. Misalnya, media bisa menjadi penghubung antara petani dengan pemerintah dalam menyuarakan permasalahan di sektor pertanian. Selain itu, media juga dapat menjadi jembatan bagi masyarakat dalam memahami kebijakan pangan, misalnya melalui edukasi tentang diversifikasi pangan atau pemanfaatan teknologi pertanian.
Profesionalisme dan Independensi Media
Meskipun berperan aktif dalam mendukung program pemerintah, media tetap harus menjaga independensinya. Kritik konstruktif tetap diperlukan agar kebijakan yang diterapkan benar-benar berpihak pada masyarakat. SMSI dan para jurnalisnya harus tetap menjalankan fungsi kontrol sosial dengan tetap menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.
Independensi ini juga penting dalam menghadapi tekanan dari berbagai pihak yang berkepentingan. Media siber harus tetap objektif dan tidak tergiring oleh kepentingan politik atau ekonomi tertentu. Transparansi dalam pemberitaan adalah kunci agar publik bisa mendapatkan informasi yang benar-benar mereka butuhkan.
Kesimpulan
Pelantikan pengurus SMSI Bojonegoro periode 2025–2028 harus menjadi momentum bagi media siber untuk semakin berperan dalam pembangunan nasional, terutama dalam sektor ketahanan pangan. Media tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai pendorong perubahan positif di masyarakat.
Melalui pemberitaan yang akurat, edukatif, dan berbasis data, SMSI dapat menjadi mitra strategis dalam mengawal kebijakan pangan yang berpihak kepada rakyat. Dengan demikian, pers benar-benar menjalankan perannya sebagai pilar demokrasi yang tidak hanya mengawasi, tetapi juga turut serta dalam menciptakan solusi bagi bangsa. (*)