Salah satu narasumber, Emi Sudarwati, mengingatkan pentingnya kebiasaan membaca bagi calon penulis. “Penulis yang baik lahir dari pembaca yang tekun. Perbanyak membaca, lalu coba ceritakan pengalaman secara lisan agar lebih mudah dituangkan dalam bentuk tulisan,” pesannya.
Emi juga menekankan bahwa sinergi antara dunia literasi dan pelestarian budaya akan melahirkan karya-karya bernilai tinggi. “Dengan kolaborasi seperti ini, Bojonegoro akan semakin dikenal luas melalui kekayaan budayanya,” tambahnya.
Pelatihan literasi berbasis budaya lokal ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam membangun tradisi menulis di kalangan generasi muda, sekaligus memperkuat eksistensi literasi Bojonegoro di kancah nasional.