Kedua, transparansi dalam melaksanakan program dan melibatkan banyak orang serta banyak lembaga. Desa yang jadi desa perluasan Desa Antikorupsi melalui proses panjang. Proses itu dilalui oleh desa dan juga oleh tim yang ada di sini.
Ketiga, berkaitan dengan transparansi, ada dukungan dari Dinas Kominfo yang sangat membantu dalam transparansi. Sehingga publikasi yang dilakukan, mengantarkan pihaknya sampai di Desa Kedungsumber.
“Jadi dari 5 desa ini, kami akan menemukan 3 desa yang akan diberikan penghargaan. Rencana penyerahan penghargaan pada Hari Hakordia bersama KPK RI. Sementara yang menduduki nomor 1, akan kami usulkan ke level nasional. Mudah-mudahan Desa Kedungsumber bisa menjadi perwakilan dari Provinsi Jatim ke nasional,” harapnya.
Dalam kesempatan sama, Kades Kedungsumber Kardi mengucapkan selamat datang atas kehadiran Tim Penilai Observasi Lapang Perluasan Desa Antikorupsi Provinsi Jawa Timur di Desa Kedungsumber. Pihaknya memaparkan potensi desa hingga luas lahan desa sekitar 4.500 hektar. Dengan separuh wilayahnya milik Perhutani.
“Kami selalu komunikasi dan komitmen. Sebab desa adalah ujung tombak NKRI. Kami sempat kaget bisa mendapat nominasi sebagai perwakilan di Jawa Timur. Apa yang kami lakukan tidak ada polesan, namun memang apa yang benar dilakukan. Sekali lagi atas nama pemdes mengucapkan terimakasih atas kehadirannya baik dari tim kabupaten maupun provinsi,” katanya.
Hadir dalam kegiatan ini, Tim Observasi dari Provinsi Jawa Timur, Tim Pembina Kabupaten Bojonegoro (Inspektorat, DPMD, Dinas Kominfo), Camat, Forkopimcam, Pemdes. Selain itu juga BPD, LPMD, PKK, tokoh agama, serta tokoh masyarakat dan tokoh perempuan. [cs/nn]















