Lanjut Mario, dengan simulasi desa tanggap bencana merupakan desa yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.
“Dengan adanya simulasi desa tanggap bencana, harapannya semua dapat berjalan dengan optimal sehingga berdampak positif terhadap peningkatan efektifitas dan efisiensi dalam upaya penanggulangan bencana harus dengan persiapan yang baik,” katanya.
Menanggapi adanya perubahan cuaca yang terjadi terutama di masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan, ia mengingatkan semua pihak terkait agar responsif dan segera melakukan berbagai persiapan serta tindakan penanggulangan bencana alam. (*)















