Papua, Mmcnews – Kabupaten Boven Digoel kini berada pada titik paling sulit dalam perjalanan ekonominya. Aktivitas ekonomi masyarakat terlihat lesu, ibarat mati suri. Belanja warga nyaris tidak bergeliat, pasar tradisional sepi, dan roda perputaran ekonomi terhenti.
Kondisi ini diperparah dengan dinamika politik yang berlarut-larut. Pemilihan Suara Ulang (PSU) yang digelar pada Agustus 2025, hasil dari putusan Mahkamah Konstitusi yang memenangkan gugatan terhadap pasangan calon yang menang, tak mampu membawa stabilitas. Justru setelah PSU selesai, gugatan baru kembali mencuat, membuat kepemimpinan di Boven Digoel semakin stagnan dan tidak jelas arah jalannya.
Akibatnya, program-program pembangunan dari pemerintah daerah nyaris tidak terlihat berjalan signifikan. Situasi yang sudah memburuk sejak tahun sebelumnya, kini pada 2025 menjadi semakin parah. Masyarakat merasakan langsung dampak krisis ini: daya beli menurun, lapangan kerja stagnan, dan sektor usaha kecil hingga menengah terpukul keras.