Menurut Namin, pada saat terjadi kebuntuan suara, Camat Cileungsi memberikan hak suara delegasinya kepada stafnya, yang kemudian memilih Dimas sebagai ketua. “Seharusnya Camat abstain agar tidak ada kesan keberpihakan. Ini jelas mencederai demokrasi di kalangan Katar,” tegasnya.
Anehnya, ketika awak media mencoba meminta klarifikasi, Camat Adi Hendryana memilih bungkam. Sikap diamnya ini justru menimbulkan spekulasi liar di masyarakat. Ada apa sebenarnya dengan Camat Cileungsi? Mengapa ia terkesan melindungi diri dari sorotan publik?
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Kecamatan Cileungsi. Masyarakat pun menuntut adanya investigasi mendalam terkait dugaan ketidaknetralan Camat Adi Hendryana. Kasus ini menjadi preseden buruk bagi demokrasi di tingkat kecamatan dan menimbulkan pertanyaan besar tentang integritas pejabat publik di Kabupaten Bogor.














