Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Bojonegoro Luluk Alifah menjelaskan, bank sampah menjadi solusi untuk mengelola sampah dengan cara memilah sampah organik dan anorganik. Agar dapat mengurangi volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Bank sampah, lanjut dia, adalah fasilitas untuk mengelola sampah dengan prinsip 3R yaitu reuse, reduce dan recycle.
“Jika volume pengiriman sampah di TPA residunya semakin sedikit, artinya bank sampah benar-benar aktif dan bekerja untuk menunjang visi-misi Bupati untuk kelestarian lingkungan,” katanya.
Kegiatan ini, lanjut Luluk, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah dan meningkatkan kembali 176 bank sampah yang tersebar di 170 desa di 18 kecamatan. Selain itu, peran 170 sekdes yang hadir juga berperan aktif sebagai penghubung antara Pemdes dan masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui bank sampah.
“Harapannya, sekdes memberikan dukungan administrasi operasional kepada bank smpah. Sebab bank sampah berbasis kewilayahan. Karena jika desa bersih, lestari, kita juga yang akan merasakannya. Bank sampah ini berbasis sustainable dan ini sama saja kita menanam amal jariyah untuk kelestarian lingkungan,” tandasnya berharap.















