Selain itu Rochim menyebut, dengan penggunaan biosaka ini bisa untuk berbagai jenis tanaman lunak seperti padi, bawang merah dan tanaman buah serta tanaman keras. Keuntungan menggunakan biosaka selain mencegah hama penyakit tanaman juga meningkatkan hasil panen dan menghemat pupuk kimia hingga 50 persen.
Biosaka ini adalah organik yang artinya bio itu hidup dan saka itu selamatkan alam kembali ke alam. Biosaka murni dari alam. “Sejak tahun 2022 saya mengaplikasikan di lahan saya. Dan alkhamdulillah ketika diaplikasikan secara nyata sangat bisa dirasakan. Jadi, bisa menghemat biaya pembelian pupuk pabrikan dan menghemat pupuk 50 persen. Dan hasilnya sudah dirasakan petani biosaka,” ungkapnya.
Sementara itu, Harno petani yang mengikuti pelatihan merespon positif dengan adanya pelatihan biosaka.
“Ya adanya pelatihan ini tambah bagus untuk membantu petani. Supaya mengenal pupuk alami biosaka. Mudahan – mudahan dengan penggunaan biosaka ini hasil panen lebih meningkat dengan menghemat penggunaan pupuk kimia,” tegasnya.
Usai pelatihan Ahmad Suyono berharap ini merupakan teknologi baru cara bertani dengan menggunakan biosaka. Jadi, teknologi ini harus sampai ke petani sehingga petani yang primitif bisa menjadi petani modern.
“Tujuannya bagaimana peningkatan produksi bagi petani. Jadi sangat hemat kita menggunakan biosaka sejak awal insyallah analis usahanya bisa memghemat biaya tanam padi 50 persen,” tandas pria yang berdomisil di Desa Ngampal Sumberrejo itu. (Red/*).


							












