Nusa Lembongan, Mmcnews – 23 Mei 2025* – Pagi itu, di pesisir Desa Jungut Batu, Nusa Lembongan, Bali, riuh suara petani rumput laut terdengar seperti simfoni yang mengiringi matahari naik perlahan dari timur. Tangan-tangan tangguh tengah memanen hasil budidaya mereka untuk pertama kalinya, awal dari perubahan besar yang sudah lama ditunggu.
Desa Jungut Batu dikenal sebagai destinasi wisata tenang nan eksotik. Di balik keindahannya, tersembunyi potensi luar biasa yaitu rumput laut. Kini, potensi itu semakin berkembang berkat inisiatif Desa Berdaya Rumput Laut yang diresmikan pada Selasa (20/5), sebuah program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) pemberdayaan masyarakat pesisir yang diinisiasi PT PLN (Persero) bekerja sama dengan Yayasan Jaga Alam Sejahtera dan melibatkan kelompok petani rumput laut lokal.
Ketua Harian Yayasan Jaga Alam Sejahtera, Mayuni, mengungkapkan rasa optimisnya dengan kehadiran program Desa Berdaya PLN.
“Komponen program ini mencakup pelatihan, pendampingan, inovasi budidaya, hingga pemasaran. Dengan dukungan fasilitas seperti bank bibit unggul dan teknologi pengering, kami optimis program ini akan membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” katanya.
Deputi Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Tedi Bharata menyampaikan apresiasinya terhadap perkembangan program ini. Menurutnya, rumput laut bukan sekadar tanaman biasa, namun potensi besar untuk dikembangkan menjadi produk bernilai tinggi.
“Saya melihat bagaimana lingkungan berjaya dengan rumput lautnya. Para petani mulai beralih dari cara tradisional ke metode yang lebih modern. Potensi rumput laut sangat besar, tidak hanya untuk pariwisata tetapi juga untuk produk olahan seperti nori. Kolaborasi adalah kunci keberhasilan program ini, dan PLN telah menjadi mitra yang solid sejak awal,” ujarnya.
PLN hadir tidak hanya membawa bantuan, tetapi juga pendekatan yang menyeluruh. Berbagai sarana penunjang disediakan untuk mendukung budidaya, melibatkan 54 warga dalam sosialisasi intensif, serta menggelar audiensi dengan Kepala Desa untuk pembentukan koperasi. Guna mendukung keberlanjutan program, Universitas Udayana juga turut dilibatkan dalam memberikan pendampingan teknis.