Papua Butuh Sosok Penegak Hukum yang Tegas dan Bersih, Bukan yang Bermasalah

Papua, Mmcnews – Penegakan hukum yang adil dan berintegritas adalah pondasi utama dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap negara. Namun sayangnya, di beberapa wilayah Indonesia, khususnya di Papua, penegakan hukum masih menghadapi berbagai tantangan serius. Salah satu dinamika yang belakangan menjadi sorotan adalah mutasi seorang hakim yang sebelumnya menangani kasus besar di tingkat nasional, ke wilayah Papua Barat.

Hakim Eko Aryanto, yang memimpin majelis hakim dalam perkara korupsi besar yang menyeret nama Harvey Moeis—suami dari publik figur Sandra Dewi—belum lama ini dimutasi ke Pengadilan Tinggi Papua Barat. Padahal, vonis yang dijatuhkan dalam kasus tersebut menuai banyak pertanyaan publik karena dianggap terlalu ringan, terutama jika dibandingkan dengan tuntutan yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum.

  Bupati Hengki Yaluwo Resmikan Program Desa Cantik, Dorong Pemerintahan Berbasis Data

Mutasi ini menjadi sorotan bukan hanya karena kontroversi yang melekat pada sosok sang hakim, melainkan juga karena Papua merupakan wilayah yang masih sangat membutuhkan sosok penegak hukum yang kuat, adil, dan bebas dari pengaruh kepentingan. Realita di lapangan menunjukkan bahwa banyak kasus hukum—terutama kasus dugaan korupsi—yang belum terselesaikan secara tuntas di wilayah ini. Beberapa di antaranya bahkan terkesan mandek tanpa kejelasan.

Sebagai contoh, di Kabupaten Boven Digoel, masih terdapat berbagai proyek pembangunan yang dilaporkan mengandung unsur penyimpangan, namun belum terlihat progres hukum yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem hukum di Papua belum sepenuhnya berjalan dengan optimal, dan dalam beberapa kasus bahkan terkesan dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan pribadi.

Tinggalkan Balasan