“Kita cek ulang dan keadaan bayi sudah meninggal dari awal saya memberikan infon konsen untuk melakukan rujukan namun persalinan tidak semudah yg dibayangkan, ada tahapan kemajuan persalinan. saat jam lima pagi pembukaan lengkap, kita bersama tim menangani itu. Karena kita tau tadi kemajuan persalinannya kalau sudah waktunya nge ejen mau gimana mas. Ketika bayi lahir itu komplikasinya begitu banyak. Iya kalau plasenta lepas. Kalau plasenta tidak lepas akan menimbulkan pendarahan itu yang kami fikirkan itu membahayakan orang tua.” Jelas Mega.
Mega menambahkan, keluarnya bayi itu tidak normal dan sungsang yang kelihatan pertama kali bokongnya dan terlihat lecet – lecet.
“Memang iya sudah rapuh awalnya bokong sudah tampak dan lecet lecet itu menunjukkan bayi sudah meninggal agak lama bisa lebih dari 24 jam dan dibenarkan dokter dari rumah sakit, kalau sudah melepuh otomatis badannya sudah rapuh apalagi sungsang, yang normal saja kadang masih macet total. Jadi kita agak kesusahan. lalu kami lakukan Sesuai teori pertolongan persalinannya dan ternyata putus.” Imbuh Mega.
Dilanjutkan Mega, pihaknya sudah memperkirakan kelahiran bulan februari serta meminta pasien agar rujuk ke rumah sakit untuk menghindari gawat darurat yang menurut Mega pasien tidak mengindahkan.
“Ini sebenarnya perkiraan kelahiran 11 februari. Seharusnya sudah lahir. dalam keadaan bayi dalam tiga minggu apakah bayi akan lebih besar, ? tidak mas, malah akan rapuh, pasien sudah dikasih rujuk pasien sudah dimotivasi untuk rujuk tapi tidak berangkat. Untuk menghindari gawat darurat makanya kami berikan rujukan dari awal.” Pungkas Mega mengakhiri.
Sekedar diketahuipublik, pasien saat ini masih dalam perawatan di Rumah sakit Ibu Dan Anak Glamour Husada Kamal Bangkalan. Disanalah Kepala bayi yang putus dioperasi dan dikeluarkan.
(Mansur)