BOJONEGORO – Bunda PAUD Kabupaten Bojonegoro, Cantika Wahono, secara resmi dikukuhkan oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, bertempat di Gedung BMT NU Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur. Jum’at (10/10/2025).
Usai dikukuhkan, Cantika langsung memimpin prosesi pengukuhan Bunda PAUD Kecamatan dan Desa se-Kabupaten Bojonegoro, menandai komitmen bersama dalam memperkuat fondasi pendidikan anak usia dini di daerah penghasil minyak ini.
Acara tersebut dihadiri oleh jajaran pejabat Pemkab Bojonegoro, unsur Forkopimda, serta ratusan Bunda PAUD dari 28 kecamatan.
Momentum itu menjadi simbol sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun pendidikan dari akar rumput.
Dalam sambutannya, Bunda PAUD Kabupaten Bojonegoro, Cantika Wahono, menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada para Bunda PAUD yang baru saja dikukuhkan.
Ia menegaskan bahwa jabatan Bunda PAUD bukan hanya simbol atau kehormatan seremonial, melainkan tanggung jawab moral dan panggilan hati.
“Pengukuhan ini bukan akhir, tapi awal dari komitmen besar untuk membangun fondasi pendidikan anak usia dini yang berkualitas. Anak-anak belajar bukan dari kata-kata, tapi dari teladan kita,” ujar Cantika.
Cantika juga menekankan pentingnya penerapan PAUD Holistik Integratif, yakni layanan pendidikan yang menyentuh seluruh aspek tumbuh kembang anak, mulai dari pendidikan, kesehatan, gizi, hingga perlindungan anak.
Dirinya mengajak seluruh Bunda PAUD untuk berperan aktif sebagai motivator, komunikator, dan kolaborator di wilayah masing-masing agar sinergi antarinstansi, TP PKK, HIMPAUDI, dan IGTKI semakin kuat.
“Mari wujudkan PAUD yang menyenangkan, inklusif, dan bermutu. Jadilah pelita bagi masa depan Bojonegoro,” pesannya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, dalam sambutannya menegaskan bahwa peran Bunda PAUD adalah bagian strategis dari misi besar Pemkab Bojonegoro menuju “Bojonegoro Sejahtera dan Indonesia Emas 2045.”
“Menjadi Bunda PAUD itu tidak ada bayaran. Yang ada hanyalah perjuangan, cinta, dan keikhlasan untuk anak-anak bangsa,” ucap Nurul.
Wabup Nurul kemudian memaparkan lima pekerjaan rumah (PR) besar yang sedang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bojonegoro di bawah kepemimpinan Bupati Setyo Wahono yaitu menurunkan angka kemiskinan.
Saat ini, Bojonegoro berada di urutan 28 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, dengan tingkat kemiskinan 11,8 persen atau sekitar 54.000 Kepala Keluarga (KK). Pemkab menargetkan agar angka ini dapat ditekan melalui program ekonomi mandiri dan pemberdayaan desa.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Bojonegoro masih harus ditingkatkan dari sisi pendidikan dan kesehatan.