“Tidak transparansinya Bawaslu Bojonegoro tampak dari hasil pengumuman hasil test CAT, hanya nama yang di keluarkan, nilainya tidak ada. Harusnya semua nilai diumumkan lulus atau tidak lulus,” ujarnya.
Agar tidak menjadi kecurigaan banyak orang, imbuhnya, maka ia meminta Pokja Rekrutmen mengumumkan hasil nilai test CAT dan berani bertanggungjawab. Dengan cara itu, maka menepis dugaan nepotisme dalam perekrutan.
Dirinya berharap Pemilu 2024 menjadi satu gelaran Pemilu yang benar-benar jujur, adil, dan transparan. Sebagai warga negara yang baik, dia tetap menghormati hasil rekrutmen yang dilakukan Komisioner Bawaslu. Selain telah melalui tahapan, nama-nama yang lolos merupakan hasil keputusan.
Anggota Bawaslu Bojonegoro, Mujiono ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp pribadinya mengatakan bahwa Bawaslu hanya menjalankan juknis dari Bawaslu pusat, “Bawaslu kabupaten hanya melaksanakan juknis dari Bawaslu RI mas.
Monggo kalau konfirmasi datang ke kantor ketemu pak Alfian sebagai ketua pokja,” tulisnya.
Namun ketika media ini mendatangi kantor Bawaslu Bojonegoro, salah satu staf Bawaslu mengatakan kalau ketua pokja sedang tidak ada ditempat.(Red)















