“Karena emosi dan sakit hati yang memuncak itulah yang kemudian menjadi pemicu utama peristiwa pembunuhan tragis tersebut,” tambahnya,
menegaskan bahwa aksi pelaku tidak terencana, melainkan didorong oleh luapan emosi saat itu juga.
Setelah menghabisi nyawa istrinya, Purnomo mengambil keputusan untuk melarikan diri sejauh mungkin dari lokasi kejadian.
Pilihan destinasi pelarian ini pun memiliki latar belakang yang menarik. Kepada penyidik, Purnomo, suami siri menjelaskan bahwa ia memilih Lampung Tengah karena memiliki memori dan sedikit familiar dengan wilayah tersebut.
Sekitar sepuluh tahun silam, Purnomo pernah bekerja di sebuah tempat vulkanisir ban di daerah tersebut.
“Alasan pelaku kabur ke Lampung karena pernah bekerja di daerah Lampung Tengah. Jadi, wilayah itu dirasanya cukup familiar sebagai tempat untuk bersembunyi,” jelas AKP Dimas.
Namun, sejauh apa pun pelarian, tangan hukum akhirnya berhasil menjangkau Purnomo. Ia kini telah diamankan oleh Polres Jombang dan harus menghadapi proses hukum lanjutan atas perbuatannya.
Kasus ini menjadi pengingat yang menyedihkan tentang bahaya luka batin yang terabaikan dalam sebuah hubungan, di mana kata-kata dan perlakuan buruk dapat menjadi pemicu tragedi yang menghancurkan.
Reporter: Adi















