Bojonegoro – Dengan Membawa Tema “Hajar Serangan Fajar” Road Show Anti Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Menggelar Penyuluhan dengan Berbagai Komunitas di Bojonegoro dengan Take Line “Temu Komunitas Jelajah Negeri Bangun Anti Korupsi” bertempat di Pendopo Malowopati Jln Mas Tumapel Bojonegoro, Jawa Timur. Sabtu (08/06/2024).
Acara yang di mulai pada pukul 09:30 itu menghadirkan Aida Rahma Zulaikah, Dahkelan salaku kordinator FITRA jawa Timur dan Pernah Jabat Sebagai Spesial Data Analatik Advokasi Anggaran 2018 – 2023 serta Kepala Satuan Tugas Lembaga Sertifikasi KPK, M. Rofie Hariyanto.
Sebelum acara di mulai para peserta yang berasal dari komunitas, organisasi, mahasiswa, jurnalis dan para budayawan Bojonegoro itu di suguhi teatrikal pantomim yang memperagakan seorang demang yang berkolaborasi dengan kolonial belanda untuk mengambil hak dari pekerja/petani kopi.
Ghofur salah seorang Pantomim yang ber home base di Gg. Modin. 1 No.41a, Kauman, Kec. Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro, menceritakan, bahwa peranya sebagai demang bekerja sama dengan belanda yang diperankan oleh Ponco. Sebelumnya Belanda tersebut sudah keliling nusantara bahkan mengarungi samudra dan akhirnya berlabuh ke tanah jawa.
“Hanya pulau Jawa yang indah di mata Bapak Belanda ini. Dia memiliki keinginan atau mendapatkan uang dengan bekerja sama dengan saya selaku demang,” jelasnya.
Dengan membuka lahan pertanian kopi lanjut Ghofur, dan memperkejakan sepasang petani untuk menanam kopi. Dan pekerja tersebut yang gaji dari tokoh belanda itu. Dari situlah Ki Demang mengambil untung dengan cara mengurangi gaji atau mengambil hak dari petani.
Ghofur menggambarkan, bahwa korupsi itu tidak hanya dilakukan oleh para pemangku kebijakan atau para oknum pejabat yang diatas. Akan tetapi kategori korupsi bisa berbentuk mengurangi atau mengambil hak orang lain.
“Upah untuk pekerja saya ambil dulu sebelum saya bagikan ke pekerja. Setelah saya ambil, yang seharusnya gaji tersebut diterima penuh, saya kurangi untuk saya sendiri. Namun akhirnya petani tersebut protes lantas terjadi pertengkaran hebat hingga berujung perkelahian,” pungkasnya.
Usai pertunjukan pantomim, Dahkelan Kordinator Fitra Jawa Timur menyebutkan bahwa dari hasil riset yang dilakukan, Bojonegoro menunjukkan trend positif dalam pengelolaan anggaran dan transparansi anggaraan. Hal itu ia kemukakan berdasar dari Pemerintah yang sudah menyediakan websit yang bisa di akses. (Bersambung Ke hal 2)
Selain itu, dari penelusuranya Pemerintah Bojonegoro dalam hal transparansi sudah merinci penggunaan anggaran di banding daerah atau kota yang lain yang hanya secara singkat.
“Dalam hal transparansi Pemkab Bojonegoro sangat bagus. Dikarenakan di dalam penggunaan anggaran secara rinci tertulis di Website, di banding kota lain yang hanya memberi informasi anggaran secara singkat,” ungkap pria asal Kota Tuak Tuban itu.

Sementara itu M. Rofie Hariyanto selaku Satuan Tugas Sertifikasi KPK memaparkan, ujung tombak pemberantasan korupsi itu berdasar undang – undang. Korupsi juga tentang karakter maka dari itu, mari kita semua membangun peradaban untuk menuju jalur kenabian. Selain itu dengan menjadikan kita aktif di dalam penyuluhan anti korupsi. Bahkan M Rofie menyebut, Indonesia dengan kekayaan dan sumber daya alam yang luar biasa tidak akan bisa habis potensinya.
“Bahwa Indonesia potensi kekayaan itu sangat luar biasa,” ungkap M Rofie Hariyanto.


							












