Baru Dibangun Proyek Irigasi Sudah Rusak

” Itu sawah dalam dua tahun terakhir itu sawah, aliran air nya kurang petani mengalami kerugian sekarang tahun ini coba mengairi melalui irigasi, siapa tahu nanti ditanami lagi. Itu sawah dulu Lo pak wartawan.” Ungkap habisono meyakinkan.

Pernyataan itu bertentangan dengan Penjabat (PJ) Kepala Desa (Kades) Noreh, Moh. Hado’i saat dikonfirmasi, menurut Hado’i pihaknya sudah menegur terkait lokasi yang menurut dia merupakan lahan tidur.

” Mohon maaf pak saya sudah kelokasi dan menegur pelaksana, saya hanya penerima manfaat dari proyek itu, silahkan konfirmasi langsung saja.” Ungkap PJ noreh singkat.

Sementara itu Mufid yang mengaku pendamping program saat dikonfirmasi melalui telfon mejelaskan, dirinya mengetahui lokasi dari atasannya serta mengkonfirmasi ke pihak pelaksana lokasi itu dulunya merupakan persawahan.

“saya sebagai pendampingan proyek itu sudah mendapat lokasi dari atasan itu bukan Tegal mati, jadi saya konfirmasi ke pelaksana dulunya buat nanam padi memang. Setelah saya turun itu lokasinya setelah saya tanya apakah disini ada penanaman padi ke pelaksananya, dulunya ini ada yang tanam padi.” Kata Mufid.

Disinggung dengan bangunan yang mulai rusak dengan banyaknya keretakan serta mengelupas, dirinya akan mengecek lokasi untuk memastikan kebenarannya.

” Saya survey kelokasi dulu, masalahnya setelah pengukuran seratus persen itu kemaren tidak ada yang retak, saya coba cek dulu nanti saya setelah cek baru bisa komen.” Kata Mufid.

Sekedar diketahui publik, proyek itu selesai dibangun berumur dua bulanan, sudah terlihat banyak keretakan dan mengelupas, jadi publik berharap Aparat Penegak Hukum (APH) maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jawa timur untuk melakukan audit menyeluruh. Serta memberikan sangsi terhadap pelaksana atas tindakan yang diduga mengurangi kualitas bangunan dan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB) itu.

 

Tinggalkan Balasan